DuNiakU, dUNiamU, DUniA KiTa

test

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Sunday, August 4, 2013

BEGINILAH MEREKA MENGAHANCURKAN KITA....



Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.
Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!” Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali.
Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.
“Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.”
“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya. “Paham Bu Guru”
“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan. “Bu Guru ada Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu “dijaga” sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?” Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.
“Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”
“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari’at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan.”
“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?” tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo’a dahulu sebelum pulang…”
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.
***
Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:
“Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu.”(QS. At Taubah :32).
Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.
Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita…?
sumber : Arrahmah.com/Muslimahzone.com

61 comments:

  1. Tidaklah mudah meniti jalan yang lurus dan menuju cahaya yang terang. Mudah sekali terpeleset di jalan licin dan jurang yang dalam dan gelap.

    Perjuangan akan terus ada sampai akhir jaman nanti. Ujian bagi seorang muslim menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup ini.

    Untuk hadapi semua itu suri tauladan telah diberikan. Hadapi semua itu dengan bijak dan hati yang lembut.

    Salam cemerlang sobat Blogger!

    ReplyDelete
  2. ih,contoh yang dikasih bu guru itu sangat mudah dipahaminya yah...saya yang otaknya sering lemot ge' dengan mudah banget bisa paham

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi dalam kehidupan nyata banyak yang tidak kita pahami,,

      bahkan mengikuti arus mereka

      Delete
  3. hmmm... kalau dipikir-pikir memang benar apa yang dikatakan bu guru itu
    dan sepertinya cara yang seperti ini jauh lebih maut daripada yang terang-terangan

    semoga nantinya islam tetap kokoh sampai akhir zaman

    salam,
    http://albabalpachino.blogspot.com/

    ReplyDelete
  4. klo menurut ku sh kita harus bersiap dengan iman :)
    sedia payung sebelum hujan

    ReplyDelete
    Replies
    1. mudah"an kita bisa mempersiapkan,meneguhkan iman kita agar tidak goyah dengan berbagai macam godaan yang datang

      Delete
  5. semua itu tergantung kekuatan Iman para Umat Muslim itu sendiri. . jika iman mereka masih lemah, mereka pasti akan mudah jatuh. sapa lagi yang jarang Sholat.

    kalau umat Muslim yang benar2 mempunyai Iman, saya yakin kata2 bius terebut tidak akan mempan.. :)

    artikel yang bagus untuk di perbincangkan. Nice..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas,,,
      saya setuju,,, yang rajin sholat aja terkadang masih goyah imannya,,

      Delete
  6. Artikel yang menarik dan memberi pelajaran yang sangat berharga, biarlah ilustrasi di atas benar-benar merubah tindakan kita yang seringkali tanpa disadari sudah keluar dari aturan-aturan yang sudah ditetapkan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. dan semoga kita semua selalu berada dalam jalan yang lurus
      amin

      Delete
  7. Iya demikianlah...saking halusnya cara mereka menjauhkan kita dari Al Qur'an dan As Sunnah, sampai2 kita tdk menyadarinya...

    ReplyDelete
  8. Tantangan utk kita..agar selalu waspada dan berhati2 dlm bujukan dan jenis bentuk Rayuannya..

    ReplyDelete
  9. Nice share mbak....
    sangat bermanfaat sekali...

    ReplyDelete
  10. kunjungan perdana,,
    salam kenal ya...

    ReplyDelete
  11. Cerita yang sangat menarik kawan tentang berbagai upaya orang yang tidak bertanggung jawab menyesatkan kita ke jalan yang tidak benar. Mudah-mudahan kita bisa terhindar dari segala bentuk penyesatan. Amin :)

    ReplyDelete
  12. keren nie artikel !! oh ya !! tanya Hp cross andromeda A5 star enak gak dipakai !! tolong beri balasan di postingan blogku !!

    ReplyDelete
  13. patut di contoh dan dijadikan teladan tuh bu guru.. menarik nih mbak artikelnya pelajaran berharga

    ReplyDelete
  14. sebenarnya tak perlu menyebut musuh
    wong mereka kadang ga ngapa ngapain kok
    cuma kita aja yang suka kegatelan pengen ikut ikutan gaya mereka
    hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo di fikir2 iya juga sih,.

      wakakakkaka :D

      Delete
    2. takut ketinggalan zaman ya mas?

      Delete
    3. Kalau begitu tidak usah dipikir aja. Xixixixi.......

      Delete
    4. emang aku suka mikir, pak..?
      baca aja engga langsung komen, haha...

      Delete
  15. tak banyak yang bisa paham dengan mudah memang Mbak Maya, kadang ada sebagian orang sudah paham betul pun, mereka masih mau juga menginjak-injak diri sendiri. Bahkan menjerumuskan keluarga, saudara dan lingkungannya. Cukup rumit memang untuk memikirkan hal yang seperti ini. Mungkin cara termudah adalah membenahi pribadi (saya) dulu. Selamat menyambut lebaran Mbak...gimana suasana di sana? Ada teman yang merayakan juga?

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan cuma dipikir aja mb,,, heehe,,,, harus dengan tindakan juga,,,,

      mari kita benahi diri kita masing",,, agar selalu istiqomah,, walau banyak ujian yg datang,,,

      suasana g jauh beda ma hari biasa mb,, alhamdulillah ada

      Delete
  16. sebenarnya sudah menjadi tabiat manusia selalu tertarik atau bahkan suka hal-hal yang baru, apa yang sudah selama ini mereka jalankan, mereka rasakan bawaan lahir akan terasa biasa-biasa saja, namun ketika beranjak dewasa kemudian menemukan hal-hal yang benar-benar baru akan terasa istimewa dimata mereka, dan kemudian kecenderungan untuk mencontoh sangat tinggi. jadi, gak perlu lah menyalahkan orang lain (yang dianggap musuh) lebih perbaikilah cara kita memandang agama kita, perbaikilah cara kita beragama, kalau hanya menyalahkan orang lain, kita hanya akan diam ditempat tanpa bisa berbuat apa-apa

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul sob,,,,
      setuju,,,,,,,

      tiap orang mempunyai keyakinan masing"

      Delete
  17. nice post gan....dulu terang - terangan sekarang diam - diam menghanyutkan hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan sampai kita semua ikut terhanyut ya mas

      Delete
  18. sip.. saya setuju dengan penjelasan di atas mbak.. memang menurut saya islam di indonesia lagi di serang secara halus deh.

    buktinya banyak banget yang mengikuti gaya ke barat-baratan.. hmm.. pokoknya sekarang sudah nggak tabu lagi yang namanya maksiat. apapun bentuknya...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. gaya timur kok jarang banget di tiru ya mas?

      Delete
    2. bahkan tak jarang kalangan yang mengaku beragama islam sendiri menolak mentah-mentah hadits dan isi Qur'an...naudzubillah

      Delete
  19. sekarang perangnya ga lewat fisik..

    ReplyDelete
  20. pembelajaran yang bijak,buk guru dapat menjelaskan apa yang menjadi tujuan utama dalam pembelajaran tersebut, walaupun harus menggunakan teori teori yang berbeda

    ReplyDelete
  21. sungguh suatu pelajaran yg sangat berharga..dan memang yg paling menonjol adalah tata krama dan etika yg hilang karena mengikuti trend budaya barat..

    ReplyDelete
  22. Pelajaran tentang moral dan tata krama tidak bisa dengan teori, dan ini hanya bisa di pelajari secara langsung. Itu sih kata orang tua Sob.

    Salam wisata

    ReplyDelete
  23. Kembali berkunjung di Blog Maya Kayla...
    Maaf kalo kedatangannya sering telat... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. riio mah telat mulu,,,,
      hehehehehe,,,,,

      makasih atas kunjungannya

      Delete
  24. khususnya untuk generasi muda-mudi, gaya hidup materialis & metropolis, masjid pun sepi dengan muda-mudi saat tarawih, mall & shoping center padat merayap, wkk
    semoga kita selalu bearada di jalan-Nya, Amiin. terima kasih untuk renungannya mba.

    ReplyDelete
  25. postingannya sangat bermanfaat sekali mbk trmksih dah brbagi sobat mbk heheeh

    ReplyDelete
  26. Hmmmm mencerahkan sekali.. menambah pengetahuan saya...

    ReplyDelete
  27. cara lainnya yaitu dg teknologi sosmed, blogging, twitter, dll. mestinya sosmed jadi alat untuk menguatkan iman dan takwa kita. tapi sedikit blogger sperti itu

    ReplyDelete

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages