Jinguashi (金瓜石) adalah sebuah kota kecil di Rueifang New Taipei City, daerah ini menjadi terkenal karena tambang emasnya. Jinguashi merupakan kota pertambangan emas pada masa kolonial Jepang, Jepang dalam mengatur tata ruang dan pemandangan yang sangat indah, ada stasiun, rumah sakit, kantor pos, kantor polisi, penginapan penambang, serta tempat staf, dll, dapat dikatakan cukup lengkap. Aset budaya yang berharga ini dipertahankan, sumber daya alam dan budaya, warisan pertambangan menyatu dalam ruang hidup, yang kemudian dibangun "Gold Ecological Park."
Gold ecological park merupakan taman museum ekologi pertama yang dibangun di Taiwan. Memiliki banyak sejarah, tempat wisata dan warisan alam, terletak di antara pegunungan dan pantai, pemandangannya sangat indah, ditambah banyaknya peninggalan sejarah pertambangan. Konsep eco-museum diusung karena banyak kawasan di Jinguashi merupakan bekas tambang-tambang emas dan batu bara.
Jika sobat tertarik mengunjunginya, silahkan baca situs resminya atau DISINI.
Four-Joined Japanese Style Residence >> Jinguashi Shinto Shrine >> Crown Prince Chalet >> Museum of Gold >> Benshan Tunnel >> Gold Waterfall >> Cyuanji Temple
Setelah kita melewati gerbang utama, hal yang harus kita lakukan yaitu menuju informasi turis untuk meminta penjelasan serta keterangan dimana dan apa saja tempat yang kita bisa tuju. Setelah itu barulah kita mulai perjalanan tapak demi setapak menyusuri indahnya alam yang ada, hal pertama yang menarik mata adalah Four-Joined Japanese Style Residence empat jenis seperti asrama bergaya jepang ini merupakan salah satu dari beberapa bangunan yang masih hidup dari beberapa bangunan yang ada. Meskipun town house seperti asrama, tetapi menurut sejarahnya pada waktu dulu adalah milik empat keluarga, antara empat rumah tangga memiliki dapur dan kamar mandi sendiri.
Jinguashi Shinto Shrine
disebut "Gunung Dewa Shinto" didedikasikan untuk tiga dewa "ôkuninushinomikoto, kaneyamahikonomikoto dan sarutahikonomikoto. Pada tahun 1933, setelah Jepang Mining Company mengambil alih pengelolaan tambang di Jinguashi, untuk memperingati acara tersebut mereka membangun kuil Shinto, untuk menuju harus melewati tangga jalanan seperti naik gunung.
Struktur bangunan kuil asli terdiri dari ruang utama, ruang doa untuk para penganutnya. Selama era kolonial Jepang upacara keagamaan dan ritual diadakan di sini setiap tahun. Sayangnya, setelah pasca perang bangunan rusak dan sekarang yang tersisa adalah 2 gerbang, sebuah lentera batu dan dasar asli kuil, balok serta tiang.
Crown Prince Chalet
adalah rumah sementara yang dibangun untuk Pangeran Jepang pada saat ia mengunjungi Jinguashi. Bangunan ini dibangun menggunakan kayu cemara dengan arsitektur istana kekaisaran Jepang. Memiliki sebuah halaman bunga yang indah serta kolam dan penuh dengan pohon-pohon.
Museum Of Gold (黄金 馆)
bertempat di bekas kantor Metal Mining Corp Taiwan, pameran di lantai pertama meliputi perjalanan penemuan emas, terowongan Benshan, peralatan pertambangan tua, sistem transportasi pertambangan dan menampilkan artefak budaya. Ada juga pengenalan Perang Dunia II Jepang untuk tahanan Sekutu (1942-1945).
Lantai kedua memiliki emas sebagai pameran utama, termasuk karakteristik emas, karya seni emas dan rekor dunia 220 kg 999 karat emas murni yang belum pernah ada sebelumnya. Kita bisa menyentuh atau mencoba mengangkatnya bahkan tertuliskan apabila bisa mengangkatnya kita bisa membawa pulang emas tersebut (sayang banget gak kuat angkat). Saat kami berkunjung harga emas sesuai dengan harga pasar yaitu 1174 NTD/gram, 220kg dengan harga 258.632.200 NTD atau setara dengan 8.918.352 US$, sedangkan IDR?? kalikan sendiri deh.
Museum emas ini membawa kita untuk melacak sejarah sungai emas dan menunjukkan kepada kita legenda emas yang berusia lebih dari 100 tahun.
Di sebelah Museum of Gold, terdapat terowongan bekas tambang yang dihiasi dengan diorama-diorama para pekerja jaman dahulu. Namanya Benshan Tunnel No. 5 disinilah kita bisa mengetahui bagaimana rasanya bekerja di bawah tanah dan berada di dalam tambang yang sebenarnya. Biaya masuk 50NTD. Dalam bahasa Cina, Benshan dulu disebut "Da jingua" (大 金瓜), yang berarti "labu besar".
Gold Waterfall, curah hujan di Jinguashi yang substansial merembes ke dalam poros tambang melalui retakan permukaan batuan, menjadikan air mengandung asam kemudian bercampur dengan pirit dan energi bawah tanah dan mengalami reduksi oksidasi. Sebuah keajaiban alam "Gold Waterfall" telah terbentuk.
Cyuanji Temple
dibangun pada tahun 1896, memiliki patung terbesar di dunia dari Guan Gong (关 公) yang berada di atap kuil. Emas dan perunggu patung Guan Gong beratnya lebih dari 25 ton. Selain itu, ada pula beberapa wisata lainnya seperti Geology Park, Ying Yang Sea, Teapot Mountain serta Environmental Building dan banyak gedung-gedung tua lain peninggalan jaman pertambangan.
Rute:
Jinguashi Ecological Park dapat dicapai menggunakan bus jurusan Taipei-Jinguashi (no 1062), Kita harus naik dari MRT Zhongxiao-Fuxing Station Exit 1, Perjalanan sekitar 80 menit.
Alternatif lainnya, menggunakan kereta dari Taipei Main Station menuju Ruifang Station. Setelah sampai ruifang kita keluar dari stasiun, lalu menyebrang jalan menuju halte bus di depan pasaraya Wellcome, disana lanjutkan dengan coach bus (no 1062 atau 825) atau taksi menuju Jinguashi, Untuk kembali ke Taipei bisa langsung menunggu di halte bus tepat di seberang jalan Gold Ecological Park Jinguashi.
Selamat berwisata,,,,,,,^__~
Gold ecological park merupakan taman museum ekologi pertama yang dibangun di Taiwan. Memiliki banyak sejarah, tempat wisata dan warisan alam, terletak di antara pegunungan dan pantai, pemandangannya sangat indah, ditambah banyaknya peninggalan sejarah pertambangan. Konsep eco-museum diusung karena banyak kawasan di Jinguashi merupakan bekas tambang-tambang emas dan batu bara.
Jika sobat tertarik mengunjunginya, silahkan baca situs resminya atau DISINI.
Four-Joined Japanese Style Residence >> Jinguashi Shinto Shrine >> Crown Prince Chalet >> Museum of Gold >> Benshan Tunnel >> Gold Waterfall >> Cyuanji Temple
Setelah kita melewati gerbang utama, hal yang harus kita lakukan yaitu menuju informasi turis untuk meminta penjelasan serta keterangan dimana dan apa saja tempat yang kita bisa tuju. Setelah itu barulah kita mulai perjalanan tapak demi setapak menyusuri indahnya alam yang ada, hal pertama yang menarik mata adalah Four-Joined Japanese Style Residence empat jenis seperti asrama bergaya jepang ini merupakan salah satu dari beberapa bangunan yang masih hidup dari beberapa bangunan yang ada. Meskipun town house seperti asrama, tetapi menurut sejarahnya pada waktu dulu adalah milik empat keluarga, antara empat rumah tangga memiliki dapur dan kamar mandi sendiri.
Jinguashi Shinto Shrine
disebut "Gunung Dewa Shinto" didedikasikan untuk tiga dewa "ôkuninushinomikoto, kaneyamahikonomikoto dan sarutahikonomikoto. Pada tahun 1933, setelah Jepang Mining Company mengambil alih pengelolaan tambang di Jinguashi, untuk memperingati acara tersebut mereka membangun kuil Shinto, untuk menuju harus melewati tangga jalanan seperti naik gunung.
Struktur bangunan kuil asli terdiri dari ruang utama, ruang doa untuk para penganutnya. Selama era kolonial Jepang upacara keagamaan dan ritual diadakan di sini setiap tahun. Sayangnya, setelah pasca perang bangunan rusak dan sekarang yang tersisa adalah 2 gerbang, sebuah lentera batu dan dasar asli kuil, balok serta tiang.
Crown Prince Chalet
adalah rumah sementara yang dibangun untuk Pangeran Jepang pada saat ia mengunjungi Jinguashi. Bangunan ini dibangun menggunakan kayu cemara dengan arsitektur istana kekaisaran Jepang. Memiliki sebuah halaman bunga yang indah serta kolam dan penuh dengan pohon-pohon.
Museum Of Gold (黄金 馆)
bertempat di bekas kantor Metal Mining Corp Taiwan, pameran di lantai pertama meliputi perjalanan penemuan emas, terowongan Benshan, peralatan pertambangan tua, sistem transportasi pertambangan dan menampilkan artefak budaya. Ada juga pengenalan Perang Dunia II Jepang untuk tahanan Sekutu (1942-1945).
Lantai kedua memiliki emas sebagai pameran utama, termasuk karakteristik emas, karya seni emas dan rekor dunia 220 kg 999 karat emas murni yang belum pernah ada sebelumnya. Kita bisa menyentuh atau mencoba mengangkatnya bahkan tertuliskan apabila bisa mengangkatnya kita bisa membawa pulang emas tersebut (sayang banget gak kuat angkat). Saat kami berkunjung harga emas sesuai dengan harga pasar yaitu 1174 NTD/gram, 220kg dengan harga 258.632.200 NTD atau setara dengan 8.918.352 US$, sedangkan IDR?? kalikan sendiri deh.
Museum emas ini membawa kita untuk melacak sejarah sungai emas dan menunjukkan kepada kita legenda emas yang berusia lebih dari 100 tahun.
Di sebelah Museum of Gold, terdapat terowongan bekas tambang yang dihiasi dengan diorama-diorama para pekerja jaman dahulu. Namanya Benshan Tunnel No. 5 disinilah kita bisa mengetahui bagaimana rasanya bekerja di bawah tanah dan berada di dalam tambang yang sebenarnya. Biaya masuk 50NTD. Dalam bahasa Cina, Benshan dulu disebut "Da jingua" (大 金瓜), yang berarti "labu besar".
Gold Waterfall, curah hujan di Jinguashi yang substansial merembes ke dalam poros tambang melalui retakan permukaan batuan, menjadikan air mengandung asam kemudian bercampur dengan pirit dan energi bawah tanah dan mengalami reduksi oksidasi. Sebuah keajaiban alam "Gold Waterfall" telah terbentuk.
Cyuanji Temple
dibangun pada tahun 1896, memiliki patung terbesar di dunia dari Guan Gong (关 公) yang berada di atap kuil. Emas dan perunggu patung Guan Gong beratnya lebih dari 25 ton. Selain itu, ada pula beberapa wisata lainnya seperti Geology Park, Ying Yang Sea, Teapot Mountain serta Environmental Building dan banyak gedung-gedung tua lain peninggalan jaman pertambangan.
Rute:
Jinguashi Ecological Park dapat dicapai menggunakan bus jurusan Taipei-Jinguashi (no 1062), Kita harus naik dari MRT Zhongxiao-Fuxing Station Exit 1, Perjalanan sekitar 80 menit.
Alternatif lainnya, menggunakan kereta dari Taipei Main Station menuju Ruifang Station. Setelah sampai ruifang kita keluar dari stasiun, lalu menyebrang jalan menuju halte bus di depan pasaraya Wellcome, disana lanjutkan dengan coach bus (no 1062 atau 825) atau taksi menuju Jinguashi, Untuk kembali ke Taipei bisa langsung menunggu di halte bus tepat di seberang jalan Gold Ecological Park Jinguashi.
Selamat berwisata,,,,,,,^__~
Emas disana sangat mudah diburu ya mbak terlihat lokasi untuk mencarinya sangat bagus dan teknologi canggih sangat baik disana
ReplyDelete:) udah hbis mas ,,,,,
Deletetinggal sisanya aja
walopun sisa....sisa emas jeh.
DeleteLumayan juga kalau ada sisa-sisa emasnya ya Kang ? he,, he, he,,
Deletekalau sisa biasanya susah dapatnya, kan ngga segampang waktu masih banyak dulu. Kebayang itu rusak ngga tanahnya, terkontaminasi sama raksa
DeleteKalau masih ada sisa saya ambil dan ingin juga nih Mbak Maya :-d
DeleteKarena udah nggak kebagian Mas, saya ngambil Mbak Maya aja deh.. :>)
Deleteenak kalau dpet emas banyak
ReplyDeleteg dapat feb
Deletesayang may kalau gak dapet ..
DeleteWah daripada museumnya saya lebih tertarik tambangnya. Itu tambangnya dibuka untuk umum sampai sedalam apa? Penasaran pengen tau seperti apa didalam sebuah tambang emas...
ReplyDeleteuntuk umum mas,,,,
Deletedalam,,,,, tu lorong/terowongannya seperti gambar di atas
waw keren banget mbak coba saja bisa kesana. kira kira kapan ya
Deletemudah"an mas suatu saat,,,
Deletewah asyik bgt...di Indonesia banyak juga sih tambang yg dibuka untuk umum sbnrnya...tambang air, alias sumur :D
Deletekalau pergi kesana ajak2 ya mbak.. :D heheheh
ReplyDeleteayuk mas :))
Deletecma oleh" ni
Artikelnya menarik banget mbak, udah gitu disertai dengan gambar yang sangat mendukung postingan ini menjadi lebih menarik :)
ReplyDeletehingga mas marnes tertarik :))
Deletemna yang lebih banyak emasnya di situ atau di papua ya mas broo
ReplyDeleteyang lebih banyak?
Deletedi sini tinggal sisanya aja mas,,,, sudah tutup,,, penggalian emas serta pertambangannya pada masa pemerintahan jepang
hore indonesia lebih oke heheheh
Deletetapi melihat foto-foto emasnya murni bangat pasti ya mbk
iya bang
DeleteKalau lihat artikel pengalaman traveling di luar negeri jadi iri nih...... banyak pengalaman tentunya, apalagi dengan pengalamn dan pengetahua yang sangat berarti sekali. Mudah-mudahan ada yang mau nenerbangkan saya ke sana, jadi bisa meliput untuk studi banding dengan di Indonesia. :d
ReplyDeleteSalam,
amin
Deleteberburu emas.. menyenangkan ya sis.. dibawa pulang ke indo blh kagak ya ? :-d
ReplyDeleteboleh mas kalo kuat angkat
DeleteDi potong kecil-kecil biar kuat Mba. he,, he, he,,
Deleteberapa tiket masuknya disana mbk ? (h)
ReplyDeletekepanjangan cerita jadi lupa nulis tiketnya,,,,
Deletemasuk tamannya gratis,,,
masuk benshan tunnel TWD 50 setara dengan IDR 20.000
Wah keren banget. Bekas tambang emas bisa di buat wisata, kreatif banget menurut saya, dan tentunya langka juga hegehe makasih infonya mbak.. Kalau mbak maya kesana, saya di ajak ya mbak. Hehehehe
ReplyDeleteiya mas ,,,ayuk :)
Deletekalau masih banyak emasnya saya mau mbak...kesana terus bawa pulang tapi yang free
ReplyDeletefree mb ,,
Deleteg kna caz kok
wow keren ya saya ikut dong mencari sebongkah emas
DeleteHanya tinggal kenangan ya mba. sekarang tinggal papua yang di serang tambangnya
ReplyDeletekunjungan perdana mbak
ReplyDeleteditunggu kunbalnya ya
salam kenal
salam kenal kembali mas,,,,
Deleteok,,,, segera
termasuk mas bambang ya....
ReplyDeleteiya kali ya? :))
DeleteMemang ya,
ReplyDeleteOrang jepang terkenal sama disiplin nya. Apa2 langsung was wus
iya mas,,,,
Deletepatut di tiru kedisiplinannya
mb' maya ikutan juga tak nih, berburu emas, lumayan kan hasilnya apalagi kan emas mahal ckckckckkck
ReplyDeletepastinya dunks mas,,,, g ketinggalan
Deletepastinya dunks mas,,,, g ketinggalan
Deletesya dpet emasnya ni may.bayangin doang
ReplyDeletelagi masih muda, saya pernah berburu emas ke Jinguashi itu loch...makanya gara-gara itu, sampe sekarang saya kalau dilingkungan tempat kerja dipanggilnya si mas "ganteng" ...keren kan?
ReplyDeletewah.. enak itu kalau berburu emas. katanya orang penambang emas pada sukses ya.. :-d
ReplyDeleteWah ... Emass ... hehe. Habis dinikmatin jepang berarti yah? Saya kok jadi ingat pertambangan di Papua. Masa akhirnya cuma jadi museum kayak gini dan ternyata yang menghabiskannya perusahaan asing ... hiks...
ReplyDeletekeren juga ya Taipel punya wisata seperti itu, bisa menjadi daya tarik tersendiri buat kota tersebut ya :)
ReplyDeletewah jadi terinspirasi nih mau kesana hehe, mba maya sendiri tinggal dimana yah??
ReplyDeletesalam kenal yah mba,..
gede bener emasnya...
ReplyDeletedi jawa banyak mas...mas parto :)
keren sekali perjalanannya sista, indah banget :D
ReplyDeletemakasih telah berbag n slm sukses :)
repot bener ya..?
ReplyDeletepadahal mendingan ke jogja banyak tuh mas besar besar
*mas bejo... mas paijo...
diahnya sendiri mah bukan orang jogja ya
Deletejinguashi banyak masnya juga ya ... kirain saya di jawa saja yang banyak masnya ...
ReplyDelete:-d
DeleteTerus terang kl di sana kok saya lebih tertarik dg pengaturan interior rumahnya. Terkesan sederhana dan fungsional namun masih terlihat serasi.
ReplyDeleteMbak maya abis liburan di taipei yah? Ih, seru yah gambarnya mbak.. Jadi pengen :)
ReplyDeleteBelum bisa liburan kesana sis, dompet anak kuliahan ;(( di daerah kita juga banyak mas, kaya mas monas dan mas jokowi :-)
ReplyDeletewah nilai historisny pasti banyak. mantap ya
ReplyDeletekunjungan malam may
ReplyDeletepulangnya bawa emas enggak mba?? kantongi satu mba buat dibawa pulang heheheh $-)
ReplyDeletewuihh !! tempatnya keren dan eksotik, mbak
ReplyDeleteDapat ngga mba? klo dpat bagi lah hehe
ReplyDeletewah saya juga mau mbak dapat emas getu hehehe :D
ReplyDeletewah saya bisa nitip emas donk sista, hehehe makasih telah berbagi x-)
ReplyDeleteWah banyak emas ya mbk disana :)
ReplyDeleteWah saya ketinggalan berita Berburu Emas nih Mbak Maya..:d
ReplyDeleteNyusul deh pakai sepedah yah Mbak. makasih atas artikelnya salam sukses :>)
berburu eemas :D
ReplyDeleteBaca disini udah serasa mengunjungi negeri Tirai Bambu ^^
ReplyDeleteMau donk emasnya, tapi titip :)
ReplyDeleteEmang beneran nihh mbak ada emasnya? kalau benar saya juga mau dong... :)
ReplyDeleteWajar bila kemudia mereka kaya y gan karena bermandikan emas setiap hari....
ReplyDeletewah jadi pengen ikut berburu... andai aja ada di belakang rumah gue wkwkk
ReplyDeletesanagt menjanjikan sekali
ReplyDeletewah. andai saja ada di belakang rumah :p
ReplyDelete