DuNiakU, dUNiamU, DUniA KiTa

test

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Sunday, February 2, 2014

Kisah Sedih dibalik Kue Keranjang

Dunia Maya-Kue keranjang (sering disingkat Kue ranjang) dalam bahasa mandarin disebut sebagai Nian Gao (年糕) atau Ti Kwe (甜棵) dalam dialek Hokian, sedangkan orang bule menyebut chinese new year cake.
Dinamakan kue keranjang karena nama dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang. rasa kuenya manis terbuat dari tepung ketan dan gula mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib saat perayaan tahun baru imlek. Biasanya sebelum makan nasi mereka makan nian gao dulu atau sejenisnya (yang manis-manis), maksudnya agar tahun itu lebih baik dari tahun sebelumnya.

Menurut tradisi orang Tionghoa, ”tie kue” atau nian gao ini dianggap penting dan dipergunakan untuk sajian di meja altar. Kue keranjang bukan hanya sekadar tradisi saja, namun ada kisah yang melatar belakanginya. Simak yukk,,,,,!

Zaman dahulu, rakyat Tionghoa percaya bahwa anglo ( tempat masak ) dalam dapur di setiap rumah ada dewa-nya yang dikirim oleh Yik Huang Shang Ti ( Raja Surga ). Dewa itu juga sering dikenal dengan sebutan Dewa Tungku, yang ditugaskan untuk mengawasi segala tindak tanduk dari setiap rumah dalam menyediakan masakan setiap hari. Nah,,,, bagaimana ceritanya?

Pada zaman dahulu kala, sepasang suami istri yang hidup serba berkecukupan. Sebut saja namanya Tuan Po dan Ny. Po. Sebelum kawin dengan Ny. Po, Tn. Po adalah orang yg hidup pas-pasan. Namun berkat rejeki yang dibawa oleh istrinya, perlahan-lahan usaha Tn. Po semakin maju.
Ny. Po adalah seorang yang berhati mulia dan selalu menolong orang yang kesusahan. Karena itulah ia dikaruniai rejeki yang besar oleh Dewa-dewa di langit. Kemanapun ia pergi, rejeki selalu mengikutinya. Akhirnya usaha Tn. Po pun semakin maju dan mereka hidup bahagia.
Namun, sayangnya kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.

Tn.Po pada dasarnya memang mempunyai watak egois dan suka menang sendiri. Sejak kehidupannya membaik, teman-temannya sering bergunjing di belakang bahwa kehidupannya tidak akan berubah kalau dia tidak kawin dengan istri yang membawa rejeki.
Sejak mendengar itu Tn.Po menjadi kesal kepada istrinya. Dia tidak percaya bahwa istrinya lah yang membawa rejeki kepadanya. Maka suatu hari ia berniat menguji "rejeki" istrinya itu.

Dibawanyalah segenggam kacang tanah yg masih ada kulitnya kepada istrinya. Lalu dia mengadakan permainan memilih kacang, siapa yang memilih kacang yang isinya paling besar maka dialah yang menang. Dasar mau menang sendiri, Tn.Po pun mengambil kacang yang paling besar lebih dulu. Giliran Ny.Po, ia hanya memilih sembarangan.
Saat dibuka kulitnya, ternyata kacang yang dimiliki Tn.Po isinya sangat kecil, sedangkan kacang yang dipilih Ny.Po malah mempunyai isi yang padat dan lebih besar. Tidak puas dengan itu, Tn.Po pun mengulangi permainan itu berulang-ulang, namun selalu kalah terus karena memang rejeki istrinya yang sangat besar itu. Akhirnya Tn. Po menjadi sangat gusar dan mengusir istri yang telah memberinya rejeki berkelimpahan itu dengan kejamnya. Setelah diusir, Ny. Po menjadi sebatang kara dan mengembara.

Suatu hari ia sedang berjalan melintasi sebuah gubuk reyot, ketika mendengar suara rintihan seorang wanita. Heran bercampur iba, iapun masuk ke gubuk itu. Ternyata didalamnya ada seorang nenek tua yang sedang sakit keras. Ny.Po segera merawat nenek itu seperti ibunya sendiri. Ternyata anak dari nenek itu tidak sempat mengurus ibunya karena harus bekerja di ladang. Karena hatinya yang sangat mulia, Ny.Po memutuskan untuk tinggal sementara disitu sampai nenek itu sembuh.

Singkat cerita, nenek itu pun sembuh dan akhirnya Ny.Po pun menikah dengan anak dari nenek itu. Dasar pembawa rejeki, tidak lama setelah pernikahannya, derajat kehidupan suami yang baru dinikahinya itu pun berangsur membaik. Dari buruh tani miskin akhirnya suaminya menjadi seorang petani kaya raya yang memiliki sawah luas dan hidup serba berkecukupan.

Suatu ketika terjadi musim paceklik yang hebat di wilayah itu, yang membuat banyak orang menderita kelaparan. Namun tidak demikian halnya dengan sawah yang dimiliki oleh Ny.Po yang terus menghasilkan di musim paceklik sehingga lumbung padinya selalu penuh terus. Terdorong oleh jiwa sosialnya yang sangat tinggi, maka Ny.Po membuka lumbungnya dan membagi-bagikan berasnya secara gratis kepada orang-orang yang membutuhkan. Setiap hari dari siang sampai sore ia membagi-bagikan beras di lumbungnya secara gratis.

Maka berduyun-duyunlah orang datang dari seluruh wilayah yang mengalami paceklik. Kabar itu juga sampai ke telinga Tn. Po yang sekarang sudah jatuh miskin karena rejekinya telah dibawa pergi oleh Ny.Po, Semenjak kepergian istrinya, satu persatu musibah datang menimpanya, akhirnya ia pun jatuh miskin dan kehilangan semua kekayaannya. Dalam keadaan miskin dan lapar ia pergi ke rumah yang membagikan beras gratis itu, tanpa menyadari bahwa yang membagikan beras itu adalah istri tersayang yang sudah diusirnya.
Akhirnya ia pun sampai di antrian orang yang mengantri beras. Ny. Po menyerahkan urusan membagi beras itu kepada pesuruhnya, sehingga Tn.Po tidak melihatnya di situ. Namun dasar sial, Tn.Po selalu gagal mendapatkan jatah, karena jam pembagian beras selalu habis sebelum tiba gilirannya. Tiga hari berturut-turut selalu gagal mendapatkan beras, akhirnya Tn.Po pingsan menahan lapar.

Si pesuruh yang bertugas membagikan beras, segera membawanya ke belakang rumah, yaitu ke bagian DAPUR rumah itu. Mendengar ada orang pingsan, Ny.Po segera datang dan terkejut melihat bahwa orang yang pingsan di dapurnya itu adalah mantan suami yang dulu pernah mengusirnya.
Maka Ny.Po pun segera menyuruh pembantunya menyiapkan makanan untuk mantan suaminya. Ny. Po masih bingung dengan cara apa ia harus memberitahu identitas dirinya kepada Tn. Po. Ia harus melakukannya tanpa ketahuan orang lain. Akhirnya ia mendapatkan suatu cara, yaitu dengan menunjukkan cincin kawin lamanya kepada sang mantan suami. Ny.Po lalu mengambil cincin kawin lama yang masih disimpannya itu dan menyembunyikannya di bawah nasi di dalam mangkuk nasi yang akan diberikan kepada Tn. Po.

Malam itu, akhirnya Tn.Po sadar dari pingsannya. Si pesuruh yang telah menungguinya di dapur segera menyuruhnya makan. Ia pun ditinggal di dapur itu dan dibolehkan beristirahat di sana. Saat sedang menyendok nasinya, sendoknya terbentur oleh sebuah benda keras. Setelah diperiksa ternyata benda itu adalah sebentuk cincin, yang ternyata adalah cincin yang pernah diberikannya kepada mantan istrinya.
Saat itu pula ia tersadar bahwa orang baik hati yang telah memberinya makan di saat ia kelaparan adalah mantan istrinya yang dulu pernah diperlakukan secara kejam dan diusirnya semena-mena.
Saat itu juga timbul penyesalan dan rasa malu yang tiada terhingga menyerang dirinya. Sebelum menghabiskan makanannya, ia mengambil sebuah tali dan langsung menggantung dirinya sampai tewas di dapur itu.... Sejak itu lah orang percaya bahwa jiwanya selalu menghantui dapur di rumah itu dan juga dapur yang ada di rumah lainnya.

Akhirnya orang mulai menyembahyangi dia sebagai DEWA DAPUR (Cuo Sen) dan menganggapnya sebagai utusan dari Kaisar Langit ( Thian Ti ), pemimpin segala dewa, yang bertugas untuk menyelidiki perilaku setiap manusia di bumi melalui dapur rumahnya masing-masing.
Berkembang juga kepercayaan bahwa Dewa Dapur akan melaporkan hasil penyelidikannya itu kepada Kaisar Langit setiap menjelang Tahun Baru Imlek, tepatnya seminggu sebelum Imlek, yaitu tanggal 24 bulan 12 tahun Imlek. Agar sang Dewa Dapur tidak melaporkan hal-hal yang buruk-buruk kepada Kaisar Langit, maka ia perlu dijamu dan disuap dengan kue-kue, manisan, dan buah-buahan yang serba enak.

25 comments:

  1. Begitu ceritanya ya mbak maya memang sih kalau yang namanya rezeki itu nggak kemana...

    ReplyDelete
  2. mmm...ternyata kue keranjang juga menyimpan satu kisah sedih ya...

    ReplyDelete
  3. Jadi kepengin nyobain keu keranjang Mba...... :d :d :d

    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. silahkan cari dan beli mas,,, mumpung masih musim ni

      Delete
  4. orang baik dekat dengan rejeki...

    bisa diambil pelajaran buat kita bahwa bersedekah pada dasarnya tidak akan membuat kita miskin, namun membuat rejeki semakin lancar

    ReplyDelete
  5. Mau juga dong dijamu kayak Dewa Dapur, he he...

    ReplyDelete
  6. duh miris banget ceritanya mbak maya... semoga saya mendapat istri yang membawa rejeki seperti ny.po dan saya tidak seperti tn.po amin.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin yaarobbal'alamin
      mudah2an tercapai ya mas nady

      Delete
  7. Kuenya ada saat hari raya imlek saja ya. kalau hari biasa jarang ditemukan

    ReplyDelete
  8. ko nyambung ke dewa dapur sih ceritanya ya hehe

    ReplyDelete
  9. dan saya hanya bisa termenung membaca cerita ini mbak :((

    ReplyDelete
  10. dikejar kabur, diantepin......eh dia dateng sendiri...gituhlah rejeki kehidupan...?!

    ReplyDelete
  11. miris banget :(

    mampir balik ya http://nandarious.com :)

    ReplyDelete
  12. kisah yg mengharukan, kberuntungan sllu mengiringi orang baik
    kue keranjang ini termasuk untuk sajian untuk Cuo Sen..ya..
    smoga selalu manis diawal tahun baru, semanis kue keranjang

    ReplyDelete
  13. berbuat baiklah maka rejeki akan mengikuti kita (h)

    follow back kak maya,
    http://d-shilitonga06.blogspot.com

    ReplyDelete
  14. hehe ada dewa dapurnya.. tapi pesannya kena.. orang baik maka rejeki datang dengan sendirinya hehe

    ReplyDelete

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages